Begini Ceritanya 6 Siswa Yang Hanyut Di Grape - .

Breaking

Cari Berita

11.4.17

Begini Ceritanya 6 Siswa Yang Hanyut Di Grape

AENEWS9.COM MADIUN - Sebanyak enam siswa dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bani Ali Mursyad, Dusun Banaran, Desa Kerik, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, hanyut terseret air bah.

Keenam siswa yang hanyut terseret banjir bandang di Wana Wisata Sungai Grape, Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, saat mengikuti kegiatan Outbond sekolahannya, Senin (10/3/2017) sekitar pukul 14.30 WIB.

Diperoleh informasi, sebanyak 128 Siswa-siswi MTs Bani Ali Mursyad, Kecamatan Takeran sedang mengikuti kegiatan Outbond yang di adakan oleh sekolahannya. Jumlah siswa yang mengikuti outbond tersebut diantaranya 43 siswa laki-laki, 85 siswa perempuan dengan di dampingi guru pendamping 10 orang (guru laki-laki 4 orang, guru perempuan 6 orang) serta penanggung jawab kegiatan Muhammad Antoni Rosyid.

Dari informasi yang diterima media, Muhammad Antoni Rosyid, yang juga penanggung jawab kegiatan serta guru pendamping Outbond kelas VII dan kelas VIII MTs Bani Mursyad, menceritakan kronologi peristiwa hanyutnya enam siswanya pada acara tersebut.

"Kami memang merencanakan kegiatan Outbond di Madiun, itu usulan dari siswa sendiri yang meminta kegiatan Outbond di laksanakan di Monumen Kresek dan Wana Wisata Grape," jelasnya pada awak media di RSU Paru, Dungus, Kabupaten Madiun, Senin malam.

Setelah siswa melaksanakan kegiatan Outbond di Monumen Kresek, seluruh peserta melaksanakan ibadah Sholat Dhuhur berjamaah di masjid dekat lokasi Outbond dan di lanjutkan acara kegiatan di Sungai Grape untuk berwisata dan makan siang, tutur Antoni.

Sesampainya di Sungai Grape, kata dia, seluruh siswa membayar uang masuk senilai Rp2000/orang. Dan acara di lanjutkan untuk makan siang.

Saat itu kami di peringatkan dari pihak pengelola Sungai Grape agar anak didiknya untuk tidak turun ke sungai untuk bermain. Peringatan ini disampaikan mengingat cuaca saat itu hujan turun lebat dan di daerah hulu / atas juga hujan.

Mendapat peringatan dari pihak pengelola Grape, Antoni melarang siswanya untuk bermain di sungai, namun saat itu sudah ada sekitar 20 anak didiknya termasuk beberapa siswi yang sudah masuk ke dalam sungai.

"Jangan main di sungai, cepat naik bahaya nanti, 7 anak mengindahkan peringatan saya, sedangkan 13 anak masih asyik bermain di sungai, mungkin tidak mendengar peringatan saya," jelasnya.

Tiba-tiba terdengar gemuruh dari atas mengirim air bah menerjang ke lokasi dimana ke 13 anak yang masih bermain di sungai, tujuh anak berhasil berenang ke tepi menyelamatkan diri sedangkan enam anak yang masih tersisa terlihat pasrah dan berdiam diri.

Dugaan bahwa ke enam anak tersebut tidak bisa berenang, melihat arus yang semakin deras dan siswanya terhanyut, Antoni bersama 10 orang lainnya mencoba mengejar dan meyelamatkan mereka. Namun arus yang kuat dan besar, menghanyutkan mereka.

"Saya sudah mengejar dan mencoba menyelamatkan sampai bibir sungai bersama yang lainnya," kata dia sambil menangis.

Kapolsek Wungu, AKP Nuryadi, mengatakan ada enam siswa yang di duga hanyut terseret arus Sungai Grape di Desa Kresek, Senin siang.

Dia menuturkan ada 128 siswa dari MTs Bani Ali Mursyad, Kecamatan Takeran yang ikut  kegiatan Outbond.

"Sebanyak 128 siswa yang terdiri dari 43 siswa laki-laki, 85 siswa perempuan, ada enam anak yang terseret arus Sungai Grape," kata dia.

Keenam siswa yang hanyut adalah: Ahsan Nurfuad (14) siswa kelas VIII,
Hasmi (14) kelas VIII, Ma'arif sacaf (13) kelas VII, Adliyan (13) kelas VII, Ramadhani (14) kelas VIII, Gandhi (13) kelas VII.

Hingga Senin malam, baru dua anak yang di ketemukan, yaitu Ahsan Nurfuad dan Hasmi. Sampai berita ini di turunkan upaya pencarian masih di lanjutkan.(nung/dr).