Partai Baru Trump : MAGA, Trumpian atau Patriot Party?
Opini oleh : Jerry Massie*
Presiden ke-45 Donald Trump baru saja melepaskan jabatannya usai terbang ke kediamannya di Florida. Beredar kabar presiden paling kontroversial dalam sejarah negeri ini akan membuat partai baru. Hal ini dipicu keretakannya dengan sejumlah petinggi GOP. Apalagi ada dua kali usaha pemakzulan terhadapnya bahkan hebohnya lagi disaat peralihan kekuasaan kepada Joe Biden dia tak hadir. Ini menjadi catatan dalam 150 tahun.
Saya nilai langkah Donald Trump untuk mendirikan partai baru sudah tepat. Sejauh ini partai Republik gagal mempertahankan Trump dikursi kepresidenan. Peristiwa yang terjadi dia dikhianati.
Senator asal Texas Ted Cruz dan Senator Missouri Josh Hawley sempat mempertanyakan integritas Pemilu saat Electoral College dibacakan pada 6 January hanya 7 yang setuju di Pennyslavania dan 6 senator yang menentang di Arizona.
Bagi saya barangkali agak sulit Trump bertahan di Partai Republik yang tak sejalan dan tak berpihak lagi dengan kebijakannya. Apalagi saat Trump meminta dana stimulus yang ditolak Kongres serta mencabut hak Media Sosial atau big technology (Twitter, Facebook, Instagram sampai Youtube).
Terakhir akun Trump @realdonaldtrump diblokir secara permanen oleh media sosial twitter dan facebook. Tentu saja, ini sudah melanggar Amandemen I AS tentang freedom of speech atau kebebasan berpendapat. Memang selain media mainstream, big tech telah dikendalikan dan dikuasai kelompok liberal Demokrat.
Untung saja ada media sosial Parler yang sangat membantu Trump di masa mendatang. Percuma saja Trump bertahan dipartai hampir semua pengkhianat.
Lahirnya partai patriot menawab kegelisahan 74 juta pendukungnya yang memilih pada 6 November 2020 lalu. Partai Republik saya prediksi akan ditinggalkan oleh Trumpian atau pendukung fanatiknya. Dalam survey ada 60 pendukung militannya akan terus mendukungnya kendati pun dia keluar dari Republik.
Jargon “Make America Great Again and American First” masih akan menjadi semboyan politiknya. Partai Patriot” akan menjadi ancaman partai Republik. Saya pikir Trump sakit hati dengan mereka yang telah mencampakkan dan menuduh Trump telah berbohong dan juga menghasut pendukungnya untuk menyerbu Gedung Capitol. Padahal timnya memiliki 50 gugatan hukum tapi tak digubris. Bukan dibantu malahan mereka berencana memakzulkan Donald Trump.
Ada 8 partai yang pernah menang dalam pemilihan presiden Amerika yakni (Liberalist Party, Demokratic – Republic Party, Whig Party, Free Soil Party, Jacksonian, National Union, Democratic and Republic). Presiden ke-2 Jhon Adams yang menjabat sejak (4 Maret 1797 – 4 Maret 1801) merupakan presiden dari partai Federalist, Thomas Jefferson (Republik – Demokrat), Andrew Jackson 4 Maret 1829 – 4 Maret 1837 (Demokrat – Republik
(1825) Jacksonian (1825–1828) Demokrat (1828–1845), Martin Van Buren (Partai Free Soil), senator dari Tennesee Andrew Jhonson pengganti Abraham Lincoln (15 April 1865 – 4 Maret 1869). Andrew berasal dari partai National Union dan Demokrat. Abraham Lincoln (Partai Republik). Theodore Rosevelt pernah di Partai Republik (1880–1911), (1916–1919) Progresif Bull Moose (1912-1916).
Ingat, pernah tercatat dalam sejarah yang mana Partai Republik sebagai lawan dari organisasi intra-partai seperti Tea Party, itu bisa menimbulkan malapetaka bagi mereka presiden seperti Theodore Roosevelt pada tahun 1912, Millard Fillmore pada tahun 1856, dan Martin Van Buren pada tahun 1848. Pemilihan presiden tahun 1912 menawarkan persamaan yang paling modern, dengan dua presiden Republik bersaing satu sama lain.
Dalam pemilihan itu, presiden temuda dalam sejarah Amerika Presiden Theodore Roosevelt merasa frustrasi dengan arahan yang diambil oleh penggantinya dan Presiden William Howard Taft dari Partai Republik.
Akhirnya, Roosevelt memisahkan diri dari Partai Republik dan memperebutkan pemilihan melawan Taft sebagai bagian dari Partai Progresif yang terorganisir kembali atau Partai “Bull Moose”.
Peta pemilihan presiden AS tahun 1912, dengan calon dari Partai Demokrat Woodrow Wilson menang telak melawan oposisi yang terpecah.
Partai Republik telah memenangkan lima pemilihan terakhir dengan telak, tetapi perpecahan itu terbukti fatal bagi keberuntungan mereka pada tahun 1912. Roosevelt memenangkan 27 persen suara dan memperoleh enam negara bagian serta 88 suara elektoral, sementara Taft memenangkan 23 persen suara dengan penampilan menyedihkan dari dua negara bagian dan 8 suara elektoral. Para presiden Republik ini memenangkan mayoritas suara gabungan, tetapi Presiden Woodrow Wilson membawa Partai Demokrat menang telak dengan 40 negara bagian dan 435 pemilih dengan memenangkan kurang dari 42 persen suara.
Mantan Presiden Martin Van Buren mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 1848 di bawah Partai Tanah Bebas, yang memisahkan diri dari Demokrat karena penentangannya terhadap perbudakan di Amerika Serikat. Dia memenangkan lebih dari 10 persen suara, membantu memecah suara Demokrat dan memungkinkan Jenderal Zachary Taylor dan pasangannya Millard Fillmore untuk menang di bawah bendera Partai Whig yang sekarang sudah tidak ada.
Sementara presiden ke-14 AS, Millard Fillmore akan menjalani sebagian besar masa jabatan Taylor setelah kematian Taylor tak lama setelah menjabat, sebelum memimpin pesta kecilnya sendiri. Fillmore, seorang tersangka seperti Trump, memimpin partai ketiga yang anti-imigran dan anti-Katolik yang dikenal sebagai “Tahu Tidak Ada” dalam pemilihan presiden 1856.
Fillmore memperoleh 21,5 persen suara, menempati urutan ketiga dalam pemilihan dan memenangkan hanya satu negara bagian untuk 8 suara elektoral dari total 296 suara, karena Partai Whig aslinya hancur berantakan dan kandidat Demokrat James Buchanan akhirnya menang.
Tidak ada pemilihan di mana sebuah partai menang dengan mantan presiden dari partai yang sama mencalonkan diri untuk melawan mereka.
Jika Trump mencalonkan diri sebagai kandidat pihak ketiga dalam pemilihan presiden 2024, implikasi elektoral terlihat jelas dari data dan preseden historis. Trump akan menghukum Partai Republik dan memberi Demokrat empat tahun lagi di Gedung Putih.
Mucho Gracias (21/01, 18:24): Selain Patriot Party, MAGA dan Trumpian bisa menjadi nama partai Donald Trump. Alasannya, nama ini sudah tak asing di telinga para suporter atau fans setianya. Ini yakin akan lebih bagus dia punya partai sendiri. Ditopang dengan media TV Trump Newsmax dan juga menggandeng Medis Sosial Parler.
Punya Nama besar, 74 juta pendukung, kekuatan media, punya sponsor yang kuat palagi sejumlah miliarder dari Illinois, Texas dan Pennyslavania dan sejumlah pengusaha tajir Amerika sudah menyatakan dukungan dana. Semua ini menjadi garansi poltik bagi Donald Trump.
--
Dr. Jerry Massie Ph.D adalah Pakar dan Peneliti Politik AS, Direktur P3S