Kethek Ogleng Pacitan Agar Membumi , Adakan Flash Mob dalam Rangka Hari Tari Sedunia - .

Breaking

Cari Berita

28.4.22

Kethek Ogleng Pacitan Agar Membumi , Adakan Flash Mob dalam Rangka Hari Tari Sedunia

Tari kethek ogleng asli pacitan

AENEWS9.COM|Pacitan
-Hari Tari Dunia (World Dance Day) yang jatuh pada tanggal 29 April setiap tahun, diperingati oleh masyarakat dunia untuk merayakan tarian, bersenang-senang dalam universalitas bentuk seni yang melintasi semua hambatan politik, budaya, dan etnis. Kegiatan ini juga menyatukan masyarakat dunia dengan bahasa yang universal yaitu tarian.

Hari Tari Sedunia ini mungkin kurang populer di kalangan masyarakat, karena jarang diperingati. Kalau pun diperingati, skalanya kecil, sehingga gaungnya tidaklah besar. Padahal, Pacitan mempunyai seni budaya yang tak kalah dibandingkan dengan daerah lainnya.  Bahkan ada daerah yang masih belum menemukan kesenian khas daerah tersebut.  Namun Pacitan  dikenal sebagai daerah yang memiliki ragam tarian khas, disamping alamnya yaitu pantai dan goanya Pacitan kaya dengan seni budaya salah satuna Kethek Ogleng Pacitan.

Unutk pertama kalinya Kethek Ogleng sebagai seni yang dimilki oleh masyarakat di Pacitan sebagai salah satu pilihan dalam rangka hari Tari Sedia yang akan jatuh pada tanggal Hari jum’at (29/4/2022).  Moment Ramadan 1443 H hari terakhir, seniman tari di Pacitan dari berbagai sanggar tari akan melaksanakan Flash mob dalam rangka hari tari sedunia.

Agar Tarian Kethek Ogleng dikenal oleh masyarakat Pacitan kegiatan-kegiatan tersebut sangat diperlukan agar aset budaya Pacitan yang merupakan kekayaan Pacitan yang diciptakan oleh (Alm) Sutiman Desa Tokawi, Pacitan bisa berkembang dan membumi khususnya di Kab. Pacitan.

Sutiman saat itu berusia 18 tahun  setelah melihat kera yang lucu di ladang saat mencari kayu.  Keberadaan kera saat di hutan dengan kelincahan dan gerakan akrobatik Sutiman merasa terhibur.  Sutiman akhirnya pulang ke rumah dan saat itu pikirannya terbayang oleh gerakan akrobatik kera yang sangat menghibur.  Timbul pikiran imajinatifnya untuk menciptakan tarian yang mirip dengan gerakan kera. Oleh sebab itu Sutiman disebut sebagai kreator Kethek ogleng Pacitan.

Apalagi saat menjelang Idul Fitri 1443 H banyak perantau dari Pacitan mudik ke kampung halaman.  Generasi muda Pacitan sudah mulai tertarik untuk mengembangkan tarian Kethek Ogleng milik Pacitan. Biarlah berkembang secara natural yang penting dapat berkembang dan menjadi milik masyarakat.  Kethek Ogleng sebagai sebuah produk budaya masyarakat yang telah berkembang puluhan bahkan ratusan thun yang lalu, sangatlah wajar perkembangannnya sudah luas.

Kethek Ogleng ada yang sudah didaftarkan di Kementerian pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 2018 tercatat Kethek Ogleng Wonosari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kethek Ogleng Wonogiri Propinsi Jawa Tengah.

Alm) Sutiman kreator tari Kethek Ogleng lahir pada tanggal 04 Mei 1945 di Dusun Banaran Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur.  Sutiman yang lahir awal kemerdekaan hanya lulus pendidikan Sekolah Rakyat (SR) atau yang sekarang setingkat SD.


Walaupun hanya lulusan Sekolah rakyat (SR) Sutiman saat berusia 18 tahun mulai tertarik pada Seni Tari.  Pikiran kreator saat itu dengan seni tari dapat membuat seseorang merasa terhibur.  Sehingga tidak usah ke kota untuk mencari hiburan cukup di Desa Tokawi saja. Tokawi tahun 1962 dipimpin oleh Bapak Daman Harjo Prawiro minta kepada Sutiman untuk mementaskan Kethek Ogleng dalam rangka kunjungan Bupati Tedjo Soemarto di Tokawi (Sukisno, 2018: 7).


Kera yang mempunyai perilaku mirip manusia dengan kelincahannya mampu untuk membuat orang lain tertawa dan terhibur.  Namun sayang kera saat itu hanya kebetulan saja sehingga Sutiman sulit untuk menemukan kembali kera tersebut baik di ladang maupun hutan di Daerah Tokawi.  Inspirasi kera tersebut menjadi dasar pemikiran Sutiman untuk menciptakan tari Kethek Ogleng.

Perjuangan Sutiman tidak berhenti hanya pada kreatifitas berpikir.  Sutiman dengan tekad kuat tidak ada yang mendorong maupun yang mensponsori bertekad pergi ke Kebon Binatang Sriwedari Surakarta pada tahun 1962.  Berbekal tekad dan niat Sutiman berusia 18 tahun berjalan kaki sampai Baturetno untuk menanti Kereta Api Uap.

Akhirnya Sutiman naik kereta api tersebut dari Baturetno sampai di Kebun Binatang Sriwedari untuk mengamati gerak-gerik kera.   Di kebun binatang Sriwedari Sutiman berhari-hari mengamati perilaku kera.  Kemudian Sutiman waktunya hanya dihabiskan untuk merenung di dekat kandang kera sambil terus menghayati perilaku kera baik disaat makan, bercanda, bercengkerama, berjalan, bergelantungan dan tingkah lainnya yang menurutnya sangat lucu dan menghibur.


Perjuangan pencipta Kethek Ogleng tergambar dengan sangat jelas. Oleh sebab apresiasi adanya flash mob Tari Kethek Ogleng Pacitan dalam rangka hari tari sedunia hari Jum’at (29/4/2022). Gambaran perjuangan (Alm) Sutiman menjadi penyemangat bagi  generasi muda yang  untuk terus mengembangkan atau membumikan Kethek Ogleng.  Semoga pelaksanaan Flash mob Kethek Oglng berjalan dengan lancar dan sukses. (Oleh: Agoes Hendriyanto)