Citus Gua Pertapan Nyi Bongkot: Sejarah dan Keistimewaan Lokasi Sakral di Pacitan - .

Breaking

Cari Berita

26.7.23

Citus Gua Pertapan Nyi Bongkot: Sejarah dan Keistimewaan Lokasi Sakral di Pacitan


KLIKAENEWS.COM
| Pacitan-Citus Gua Pertapan Nyi Bongkot, terletak di Dusun Bongkot/Alas Bongkot, Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, merupakan sebuah tempat yang memiliki nilai sejarah dan keistimewaan tersendiri. Diperkirakan sekitar abad ke-13 M, saat sebagian besar wilayah Pacitan masih berupa lautan bebas, tempat ini menjadi saksi bisu perjalanan seorang Putri Majapahit bernama Puteri Dewi Sekartaji, juga dikenal sebagai Puteri Dadung Melati, Dewi Shri Ratu Kencono Wungu, atau Dewi Shri Suryo. Beliau adalah istri atau permaisuri dari R. Panji/R. Prawiro Yudho/Panembahan Kalak/Sultan Wiranti, yang merupakan penguasa di Kerajaan Kalak/Donorojo/Pacitan.


Puteri Dewi Sekartaji melakukan perjalanan mencari sang suami dari kerajaan Majapahit hingga ke Gunung Lawu, kemudian berlanjut ke Gunung Megalamat dan wilayah Pager Gunung (Sambong). Pencarian beliau berlanjut ke Taman Asri, dan akhirnya sampai di wilayah Hutan Bongkot yang terkenal angker dan mistis. Di tempat ini, bersama dengan para abdi dalem setianya, Puteri Dewi Sekartaji melakukan tapa dan semedhi di Gua Nyi Bongkot, memohon petunjuk dari Tuhan sebagai penguasa alam semesta.


Petunjuk akhirnya diperoleh, dan Puteri Dewi Sekartaji melanjutkan perjalanan menuju Perdusunan “Mojo/Punung,” karena ia masih dalam masa pengasingan dan harus menyembunyikan identitasnya untuk menghindari orang-orang jahat yang berkeinginan buruk terhadapnya. Akhirnya, beliau bertemu dengan sang suami, R. Panji/Pangeran Kalak/R. Prawiro Yudho (Sultan Wiranti) di wilayah Dusun Mojo (Punung).


Citus Gua Pertapan Nyi Bongkot hingga saat ini tetap menjadi tempat yang sangat sakral dan dihormati oleh masyarakat setempat. Tradisi dan adab yang telah berlangsung sejak lama masih lestari, dan keistimewaan tempat ini pun masih terjaga dengan baik. Di dalam gua pertapan, terdapat stalagmit yang menyerupai kembang melati yang sedang mekar, memberikan nuansa istimewa bagi pengunjungnya. Selain itu, terdapat sumber air yang mengalir tanpa henti, bahkan saat musim kemarau panjang. Air tersebut diyakini memiliki manfaat penyembuhan dan digunakan untuk keperluan lainnya oleh masyarakat setempat.


Tempat ini menjadi pusat acara adat dan adab yang diakui dan dihormati oleh masyarakat, menjadi bagian penting dari warisan budaya Pacitan. Semoga Allah SWT memberkahi Pacitan, keluarga, rakyat, dan generasi penerus serta menghadirkan keberkahan dan kebahagiaan dalam bumi dan langit-Nya. Aamiin.