KLIKAENEWS.COM, Pandeglang,Banten-Dunia konservasi Indonesia kembali mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya, satu individu Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) bernama Musofa ditranslokasi dari habitat alaminya menuju kawasan konservasi khusus Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Proses translokasi yang dinamai “Operasi Merah Putih” ini menandai langkah monumental dalam upaya penyelamatan spesies endemik Indonesia yang sangat terancam punah, sekaligus menegaskan bahwa kolaborasi strategis lintas lembaga, khususnya dukungan penuh Marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi kunci dalam misi konservasi berisiko tinggi.
Operasi Merah Putih dipimpin oleh Komandan Satuan Tugas adalah Komandan Resor Militer (Danrem) 064/Maulana Yusuf Banten, dengan Wakil Komandan Satuan Tugas yaitu Komandan Pangkalan TNI Angkatal Laut (Danlanal) Banten dan Kepala Balai TN Ujung Kulon.
Sebelum Operasi Merah Putih dilakukan di lapangan, rangkaian persiapan dilakukan untuk memastikan seluruh tim berada pada kesiapan terbaik. Salah satu tahapan paling krusial adalah simulasi penggunaan kendaraan amfibi KAPA K-61 Marinir TNI, yang disusun untuk memetakan tantangan medan yang akan dihadapi saat membawa kandang angkut berisi badak jawa yang diestimasikan memiliki berat lebih dari satu ton.
Selain itu, pada 25 September 2025, Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) menggelar Tactical Floor Game (TFG) di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta. TFG berfungsi sebagai simulasi strategis untuk memastikan bahwa setiap peran, jalur evakuasi, rencana cadangan, dan respons risiko dipahami seluruh tim. Tahapan ini menjadi fondasi penting yang memungkinkan Operasi Merah Putih berjalan efektif dan terkoordinasi hingga mencapai hasil terbaik.
![]() |
Seekor badak Jawa berada di dalam kandang khusus sebelum proses translokasi bersejarah dimulai. Hewan langka ini menjadi individu pertama yang dipindahkan menggunakan skema translokasi modern di Taman Nasional Ujung Kulon.
Pada pelaksanaan Operasi Merah Putih, faktor penentu keberhasilan adalah penggunaan KAPA K-61 Marinir TNI, kendaraan amfibi berkapasitas besar yang mampu menembus jalur ekstrem di TNUK, khususnya wilayah perairan. Daya jelajah, kestabilan, dan ketangguhan KAPA K-61 memastikan keamanan, kenyamanan, dan minimnya stres pada satwa selama perjalanan.
Individu badak jantan bernama Musofa berhasil masuk ke dalam pit trap pada 3 November 2025 setelah melalui pemantauan intensif tanpa luka dan patah kaki. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kondisi awal, penilaian stres, dan persiapan perpindahan sesuai prosedur.
Proses pemindahan Musofa dimulai pada 4 November 2025 pukul 04.00 WIB, saat tim melakukan evakuasi dari Pit Trap menuju kandang angkut khusus. Pada fase awal ini, seluruh personel bergerak dengan cermat karena perjalanan harus melewati jalur hutan yang sempit dan licin menuju titik penjemputan KAPA K-61 Marinir TNI.
Keesokan harinya, 5 November 2025 pukul 14.20 WIB, kendaraan amfibi KAPA K-61 mulai mengangkut kandang Musofa mengarungi rute laut menuju Legon Pakis, titik pendaratan terdekat yang memungkinkan akses lanjutan ke JRSCA.
Setibanya di titik transfer pada pukul 17.00 WIB, tim segera melanjutkan proses pemindahan kandang Musofa ke jalur darat terakhir menggunakan truk. Semua tahapan dilakukan dengan kecepatan terukur, namun tetap mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan badak jawa Musofa.
Akhirnya, pada pukul 18.20 WIB, Musofa tiba di JRSCA untuk selanjutnya dihabituasi di kandang rawat (paddock), menandai berhasilnya tahap transportasi dan dimulainya fase adaptasi serta observasi medis lanjutan oleh tim dokter hewan dan keeper.
Keberhasilan pengoperasian KAPA K-61 mencerminkan standar operasi tinggi, profesionalitas Marinir TNI, dan kesiapan Indonesia dalam menjalankan misi konservasi kompleks. Translokasi badak jawa Musofa membuktikan bahwa perencanaan matang, kekuatan kolaborasi ilmiah, dan dukungan strategis lintas sektor mampu membawa harapan baru bagi badak jawa yang kini hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon, Indonesia.
Untuk Informasi Lebih Lanjut:
Balai Taman Nasional Ujung Kulon
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51, Labuan – Pandeglang, Banten
Telp. (0253) 801731
Email: btn.ujungkulon@kehutanan.go.id





