Milad Satu Abad,Pondok Modern Darusallam Gontor Lahirkan Banyak Tokoh Nasional - .

Breaking

Cari Berita

29.9.23

Milad Satu Abad,Pondok Modern Darusallam Gontor Lahirkan Banyak Tokoh Nasional

Trimurti Gontor ( foto Google)

KLIKAENEWS.COM
|Ponorogo-Pondok Modern Darusalam Gontor atau sering dikenal sebagai Pondok Modern Gontor genap berusia seabad.Pondok Modern Gontor ( PMG) yang didirikan pada 19 September 1926 atau 12 Rabiul awal 1345 tahun Hijriyah oleh KH.Ahmad Sahal,KH. Zainuddin Fananie,dan KH.Imam Zarkasyi atau dikenal dengan Trimurti Gontor banyak melahirkan alumninys yang menjadi tokoh besar nasional.


Peringatan 100 tahun PMDG ditandai dengan sujud syukur di Masjid Jami’ Gontor, dan dilanjutkan di Balai Pertemuan Pondok Modern,Rabu(27/09)


Sejumlah tokoh Nasional tampak hadir di antaranya, Wakil Ketua MPR-RI Hidayat Nur Wahid; Wakil Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Ketua MUI KH Muhammad Anwar Iskandar; Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tabligh, Dakwah Komunitas, Kepesantrenan, dan Pembinaan Haji-Umrah KH Sa’ad Ibrahim; Khattath Maroko Syeikh Belaid Hamidi; Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak; serta Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an H Abdul Aziz Sidqi.



Pada Millad ke- 100 Tahun PMDG  ditandai peresmian penulisan Mushaf Gontor yang dilakukan oleh Al-Ustadz Muhammad Nur yang telah mendapat sanad dari Syeikh Belaid Hamidi Khattath Maroko dengan didampingi tim IT  beranggotakan 10 orang yang berperan dalam proses digitalisasi.

Dalam kesempatan tersebut Khattath Maroko Syeikh Belaid Hamidi meresmikan penulisan Mushaf Gontor itu dengan menuliskan lafaz Basmalah.


foto PNG.Go

Pondok Gontor tercatat kali kedua  menuliskan mushaf. Pertama kali Mushaf Gontor ditulis Al-Ustadz Syamsudin Arif, pada 16 April 1989. Namun, tidak dicetak dan disebarluaskan ke khalayak karena minimnya pengetahuan tentang percetakan Mushaf Al-Qur’an kala itu.

Pimpinan dan Pengasuh PMDG KH Hasan Abdullah Sahal mengungkapkan bahwa pola pengajaran modern di pondoknya bukan hanya menjadikan santri sebagai manusia yang baik dan benar serta berguna bagi masyarakat. Namun, juga melatih mereka untuk sabar, tawakal, ikhlas, dan ridho. 

‘’Santri di sini semuanya sama, mereka dididik menjadi jiwa yang tenang dan memiliki integritas,’’ jelas KH.Hasan Abduullah Sahal.


foto PNG.go

Metode pengajaran Pondok Modern Darussalam Gontor bercermin pada lembaga pendidikan internasional terkemuda di dunia. Yakni, Universitas Al-Azhar di Mesir, Aligarh dan Santiniketan di India, serta Syanggit di Mauritania.Penerepan dua bahasa asing dalam pengajaran sehari-hari, yakni Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Menganut konsep pendidikan asrama, PMDG memadukan pengajaran pesantren salaf (klasik) dengan kurikulum modern yang terlihat dari terintegralnya pendidikan agama dengan pendidikan umum, antara tarbiyah dan ta’lim.


KH Hasan Abdullah Sahal mengingatkan bahwa nyawa dan hidup adalah pinjaman dari Allah. Keluarga pendiri sudah mewakafkan PMDG kepada umat Islam sehingga terdapat peran badan wakaf sebagai lembaga tertinggi. ‘’Umat Islam seluruh dunia bertanggung jawab untuk menjaga dan memajukan Pondok Modern Darussalam Gontor. 

"Karena Gontor bukan punya Trimurti, bukan punya Jawa Timur, bukan punya Indonesia, tapi punya umat Islam seluruh dunia,’’ tegasnya.


Sejumlah tokoh nasional menyampaikan pesan seperti Ketua MUI KH Muhammad Anwar Iskandar mengatakan, Gontor sudah memberikan manfaat besar untuk Nahdhatul Ulama. Bersamaan itu, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) sudah melahirkan tokoh-tokoh besar di Indonesia. ‘’Kita terus berharap Gontor tetap eksis dan terus maju sampai dengan hari kiamat. Gontor akan mampu membawa Islam kepada kejayaan di tahun-tahun mendatang,’’ katanya.


Senada disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tabligh, Dakwah Komunitas, Kepesantrenan, dan Pembinaan Haji-Umrah KH Sa’ad Ibrahim. ‘’Allah tebarkan benih-benih second golden age Islam di bumi Indonesia ini, melalui Muhammadiyah kemudian Nahdlatul Ulama dan tentunya Pondok Gontor. Tak berlebihan jika kita sebut Indonesia ini sebagai miniatur Tsaqafah Islamiyyah,’’ jelasnya.


Di pengujung acara, Pimpinan Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menabuh beduk secara bersamaan sebagai simbol dimulainya rangkaian kegiatan hingga puncak peringatan 100 Tahun Gontor yang akan dilaksanakan pada 2026 mendatang.( red)