Sekarang sudah masuk ke era media online bergaya baru. Reading tourism semacam feature yang mengedepankan unsurwhy dan how. Artinya, gaya penulisan yang santai, ringan, juga menyenangkan, namun memiliki nilai informatif dan edukatif.
Termasuk di dalamnya gaya penulisan apresiative news. Model news yang akan kita terapkan secara kontinyu di media kita tercinta ini.
Bagaimana menjalankannya?
1). Menulis berita harus berirama dan beritme.
Berirama di sini yang paling sederhana adalah memainkan ritme nafas pembaca. Bagaimana? Karya tulis berirama cirinya sederhana sekali. Jika membuat kalimat tidak usah panjang-panjang, Pendek-pendek saja. Maksimal 5 kata dalam satu kalimat.
Untuk itu jangan alergi membuat titik. Sering mengakhiri kalimat jauh lebih bagus ketimbang memanjangkannya. Kalau perlu, berani membuat satu kata dalam kalimat. Titik. Tapi perlu berirama. Sering-sering terlalu pendek kalimat juga tidak bagus. Sesekali ada kalimat panjangnya. Pendek, pendek, panjang, pendek.
2). Kutipan Jangan Panjang-Panjang.
Kutipan dalam berita pendek saja. Yang paling penting dan urgen saja dikutip. Lebih baik dijadikan kalimat langsung. Bertutur!
Makanya gaya bertutur itu lebih bisa menggambarkan narasumber jika kita ketemu langsung. Bisa mendiskripsikan gaya narsum bicara. Mimiknya. Gesturnya. Dan, body language-nya. Juga, sorot matanya. Kan jurnalis harus juga harus belajar itu semua. Shg tahu apa narsum ini berbohong atau tidak. Kalimat langsung penulisannya ada dua; ".......................," katanya; Asa mengatakan,"A..........,"
3). Tambah Knowledge Asset di Berita
Karena zaman Covid yg tdk memungkinkan sering wawancara langsung, jurnalis harus menggunakan banyak pakai knowledge asset untuk menambah nilai berita. Minimal googling. Tentu bukan mendiskripsikan narsum. Tapi menambah pengetahuan pembaca dengan informasi tambahan tentang narsum. Misalnya neh, Presiden Jokowi. Bisa ditambah ini; mantan walikota Solo, mantan Gubernur DKI, mantan pengusaha mebel, lelaki yang ramah ini, bapak tiga anak ini, suami Iriana ini, ayah Gibran ini, lelaki kelahiran 1962 ini. Dan lain sebagainya. Dsb. Itulah knowledge asset.
4). Apresiative News (Berita Apresiasi)
Jurnalis yang jeli dan matang akan selalu membuat berita apresiasi. Umumnya berita profil atau sosok. Namun berita apresiasi lebih panjang gak papa. Dibuat subjektif jurnalis sah-sah saja. Baik semua isinya, halal. Intinya mengapresiasi orang. Narasumber. Siapa saja. Memberi penghargaan lewat tulisan. Jurnalis harus sering-sering menulis begitu. Jika sudah pernah, itu tanda bahwa kalian adalah jurnalis yang sudah matang. Jika belum pernah sama sekali? Kalian jawab sendiri ya hehe
Nah, teman-teman sekalian. Cobalah menjalankan model seperti di atas. Maka karya Anda akan lebih bagus lagi. Lebih manfaat lagi.
Karya itu bukan Anda yang menilai, tapi orang lain. Kesan bahwa Anda jurnalis matang bukan dari pimpinan Anda, tapi dari pembaca dan nara sumber Anda. Sebaliknya, jika Anda masih menjadi jurnalis kelas belajar, pimpinan, pembaca, dan narsum Anda akan langsung bisa menilai Anda.
Oh yaa selain itu juga yang perlu saudara perhatikan. Objektivitas dari penyajian berita, tidak berpihak, selalu menjunjung nilai kebenaran dan selalu lakukan verifikasi, dan menulis sesuai dengan hati nurani.
Jangan pernah berhenti berkarya dan bermanfaat bagi orang lain. Jika Anda ingin jadi jurnalis TI yang matang, perbanyaklah membaca, manfaat bagi masyarakat, narsum, dan pembaca karya Anda. Sukses selalu semoga kita semua bisa menjalani kehidupan ini dengan bermenfaat bagi sesama. Amiin YRA (AHy)