Oleh: Mas Isji
Di Bulan Ramadhan ini setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjalankan puasa
dengan menahan lapar dan dahaga mulai dari fajar hingga terbenamnya matahari.
Namun ada di antara kaum muslimin yang melakukan puasa, dia tidaklah
mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja yang menghinggapi
tenggorokannya.
Rasulullah mengingatkan kita dari hal ini dalam sabdanya,
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak
mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath
Thobroniy disohihkan Al-Albani)
Pembatal puasa itu ada 2 :
-Pertama: pembatal dari puasa
-Kedua: pembatal pahala puasa.
-Pertama: pembatal dari puasa
-Kedua: pembatal pahala puasa.
Adapun pembatal puasa sudah sering kita dengar. Sedangkan
pembatal pahala puasa masih banyak yang belum mengetahui atau melalaikannya.
Berikut ini pembatal pahala puasa secara ringkas:
1. Perkataan Dusta (az zuur).
Inilah perkataan yang membuat puasa bisa sia-sia, hanya merasakan lapar dan dahaga saja.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
Inilah perkataan yang membuat puasa bisa sia-sia, hanya merasakan lapar dan dahaga saja.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta
malah mengamalkannya,maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia
tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
As-Suyuthi mengatakan bahwa az zuur adalah berkata dusta
dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan
keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang. (Syarh Sunan Ibnu
Majah, 1/121).
2. Perkataan laghwu (sia-sia), rofats (kata-kata
porno), bertengkar dengan caci makian.
Rasulullah bersabda :
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan
tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats.
Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah
padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim
disohihkan Al-Albani dalam Shohih At Targib 1082 ).
Dalam Fathul Bari (3/346) Al Akhfasy berkata,
“Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak
berfaedah.”
Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan,
“Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk
hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”
3. Berbagai Macam Maksiat.
Ibnu Rojab Al Hambali berkata:
“Ketahuilah,
amalan taqarrub (mendekatkan diri) pada Allah ta’ala dengan meninggalkan
berbagai syahwat yang mubah ketika di luar puasa tidak akan sempurna hingga
seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia
larang yaitu dusta, perbuatan zholim, permusuhan di antara manusia dalam
masalah darah, harta dan kehormatan.”
Jabir bin ‘Abdillah berkata:
“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu,
penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta
janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari
puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama
saja.
Itulah sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan
dahaga saja, sedangkan maksiat masih terus dilakukan.
Ibnu Rojab berkata,
“Tingkatan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan
minum dan makan saja.”
Ibnu Hajar berkata dalam Al Fath (6/129) :“Mayoritas
ulama membawa makna larangan ini pada makna pengharaman, sedangkan batalnya
hanya dikhususkan dengan makan, minum dan jima’.”
Imam Al-Ghozali berkata dalam Ihya’ Ulumuddin,“
5 hal yang merusak puasa seseorang (maksudnya merusak
pahala puasa seseorang), yakni :
1. Bohong
2. Ghibah (gosip)
3. Namimah (mengadu domba)
4. Bersumpah palsu
5. Memandang dengan syahwat”.
2. Ghibah (gosip)
3. Namimah (mengadu domba)
4. Bersumpah palsu
5. Memandang dengan syahwat”.
"Ya ALLAH jauhkan dosa pancaindera hamba ridhoilah
hamba dibulan mulia ini ya Rabb"...