Dua Tahun Terhenti Akibat Pandemi,Kirab Budaya Joyonegora Slahung Kembali Digelar - .

Breaking

Cari Berita

25.12.22

Dua Tahun Terhenti Akibat Pandemi,Kirab Budaya Joyonegora Slahung Kembali Digelar


AENEWS9.COM
| Ponorogo- Setelah hampir dua tahun tidak ada kegiatan karnaval kirab budaya pusaka Joyonegoro akibat pandemi Covid 19, Warga bersama pemerintah Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, kembali menggelar kirab budaya Joyonegoro,Kamis 22/12 /2022.


Acara kirab budaya Joyonegoro ini telah masuk agenda rutin kalender wisata Kabupaten Ponorogo.Kegiatan ini menjadi bentuk pelestarian budaya dan sejarah yang diharapkan kedepannya mampu menarik perharian wisatawan lokal maupun luar.


Dari penelusuran berbagai sumber serta penuturan Budayawan Ponorogo,Purbo Sasongko  kegiatan ini sebagai bentuk napak tilas perjuangan Bupati Gadingrejo


Di ceritakan dalam sejarah Pangeran Joyonegoro merupakan putra Panembahan Senopati Mataram yang menjadi Adipati Gadingrejo, Ponorogo Selatan. kalau sekarang tepatnya Dusun Gading, Desa Campurejo, Kecamatan Sambit pada tahun 1604. Pada tahun 1611 Masehi, kadipaten Gadingrejo disowak atau ditiadakan oleh penguasa Mataram yaitu Panembahan Hanyakrawati di Kotagede.    


Setelah Kekuasaannya ditiadakan, pangeran Joyonegoro beserta keluarga diasingkan di Slahung.

Slahung berasal dari kata selong atau pengasingan. Beliau menjalani pengasingan di gunung loreng hingga akhir hayat pada Ahad Pon bulan Syawal tahun Waw 1777 Masehi dan Makamnya berada di sebuah bukit di kaki gunung Loreng yang disebut bukit Tumpak Swangon.


Salah satu putra beliau adalah Raden Buntoro atau dikenal sebagai Ki Dugel Kesambi atau Kyai Kasan Buntoro yang kemudian berputra Kyai Nursalim. 


Salah satu putri Kyai Nursalim kelak diperistri oleh pendiri Pondok Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari yaitu Ki Ageng Muhammad Besari. Dari keduanya kelak menurunkan bupati Ponorogo yaitu Kanjeng Raden Mas Tumenggung Adipati Cokronegoro yang berputra RadenMas Cokroamiseno dan berputra HOS Cokroaminoto, Pahlawan Nasional serta guru dari Insinyur Sukarno Presiden Pertama Indonesia 


Rangkaian pagelaran Budaya Joyonegora tahun ini diawali dengan istighotsah dan ziarah makam Eyang Joyonegoro, Sarasehan dan Srawung Budaya, Pameran UMKM, Lomba Ratu Luwes, dan Pameran Pusaka. Dilanjutkan Bedol dan Kirab Pusaka peninggalan Eyang Joyonegoro, Tombak Tunggul Nogo, Payung Songsong Buwono dan Tongkat Jati Kumoro. yang ditutup dengan Pawai Budaya diikuti Bersama dengan Forkopimcam, Kepala Desa se-Kecamatan Slahung, Lembaga Pendidikan, dan instansi lainnya diarak menggunakan kereta kuda dari Taman Baca Joglo Pule Desa Nailan menuju Pendopo Kecamatan Slahung( Hmy)