Festival balon yang di selenggarakan di lapangan Jepun, Desa Balong, Ponorogo, Kamis (21/6/2018) pagi untuk mewadahi tradisi masyarakat Ponorogo dalam menyambut datangnya hari raya idul Fitri dengan menerbangkan balon ke udara.
Dalam siaran persnya Kapolres Ponorogo AKP Radiant "Salah satu tujuan dari festival ini untuk mewadahi tradisi warga Ponorogo yang selalu menerbangkan balon udara secara liar saat perayaan Idul Fitri," jelas Kapolres Ponorogo, AKBP Radiant.
Masih menurut Kapolres Ponorogo Dalam festival ini, balon udara yang diterbangkan pun harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Salah satunya, balon udara tidak boleh dilengkapi dengan api. Selain itu ukuran balon udara juga ditentukan.
"Kalau seperti ini kan enak. Balon bisa dikendalikan dan tidak membahayakan orang lain," jelas dia.
AKP Radiant menyampaikan kriteria balon udara yang dibuat peserta hanya diperkenankan terbang setinggi tujuh meter dari atas tanah. Aturan lain yaitu tidak diperbolehkan memasang petasan di
balon udara .
‘’Kalau menerbangkan balon secara liar itu ada sanksinya. Yakni UU No. 1 tahun 2009 ancamannya 3 tahun denda 1 milyar ungkap Radiant.
Puluhan balon udara dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna itu menghiasi langit Ponorogo dalam festival tersebut. Ratusan orang memadati lapangan tersebut untuk menyaksikan puluhan balon udara melayang-layang.
Isno (55) warga sekitar mengaku senang dengan adanya festival balon udara ini dan harapannya bisa menjadi agenda tahunan di desa Balong "Saya sangat senang dengan acara festival balon yang mulai mendapat perhatian pemerintah tahun ini,dibanding tahun lalu warga yang kerap kucing -kucingan dengan petugas,harapan kedepannya bisa lebih besar lagi acaranya"kata Isno.( Ng)
